Edisipost — Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa menginisiasi aksi TOSS TBC (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh) di wilayah RW 05 dan RW 07 Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur. Susuri gang-gang kecil, kegiatan edukasi sosial tersebut dilakukan dari rumah ke rumah bersama Kader Sehat Posyandu Seroja dan Puskesmas Tengah pada Jum’at (18/3/2022) pagi.
Guna memutus mata rantai penularan penyakit tersebut, Dompet Dhuafa berperan aktif mendukung kesembuhan pasien TBC dalam menyediakan dukungan medis serta nonmedis yang dibutuhkan pasien. Kegiatan layanan kesehatan ketuk pintu ini dilakukan untuk menjaring suspek TB dan memberikan penyuluhan kepada 60 kepala keluarga yang terindikasi penyakit TB tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan yang harus ditempuh.
“Target kami ada 60 warga. Tentu yang bergejala TB, kemudian tracing kepada seluruh anggota keluarganya yang bergejala. Kami lakukan pendataan, skrining gejala TB, edukasi maupun penyuluhan dari rumah ke rumah. Jika gejala cukup parah, misalnya batuk berdahak, kami akan ambil sample-nya,” ungkap Lia, salah satu Fasilitator LKC Jakarta, di sela penyuluhan.
“Saya dulu sampai di ‘bor’ badan sebelah kanan sama dokter. Dan sejak hamil anak ketiga bawaannya lebih cepat capek dan sesak napas. Tapi alhamdulillah, sekarang membaik. Jualan burger dari jam 6 pagi sampai jam 9 malam dibantu suami dan anak-anak masih segar,” aku Lia, salah satu warga RT 04/RW 05 Kampung Tengah, Kramat Jati.
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, menyerang saluran pernapasan utama manusia, yaitu paru. Namun, dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak, jika tidak disembuhkan dengan segera.
Maka, untuk mengetahui orang sakit TB, harus dilakukan pemeriksaan dahak. Bila hasil pemeriksaan positif, maka diberi pengobatan selama 6 bulan secara terus menerus tidak boleh putus sampai sembuh. Setelah itu, tim LKC Dompet Dhuafa Jakarta bersama Kader Sehat dan Puskesmas tengah menempelkan stiker di rumah yang sudah dilakukan skrining dan juga mendistribusikan bantuan telur ayam dan susu
TBC merupakan suatu penyakit yang memiliki kekhususan, proses pengobatannya terdiri dari kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah dan dosis dan waktu tertentu, selama 6-9 bulan. Melalui proses pengobatan yang benar sesuai dengan anjuran dokter, pasien TBC dapat disembuhkan.
Sosialisasi TOSS TBC merupakan edukasi yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit TBC, cara pencegahan, dan pengobatannya. Upaya ini memerlukan peran aktif masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat secara luas.
“Selain Covid-19, kesehatan masyarakat Indonesia masih terbebani dengan penyakit menular seperti TBC yang ada sejak lama. Melalui pendekatan persuasif, kampanye ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan, pandangan, dan sikap orang-orang dengan gejala TB untuk mengakses layanan dengan fasilitas diagnosis TB di masa pandemi,” terang Ugie, salah satu Tim Puskesmas Tengah.
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia. Melalui program TOSS TBC, masyarakat, termasuk dunia industri, dapat berperan besar lewat partisipasi aktif dalam mendukung pencegahan penularan penyakit, penemuan kasus, dan pendampingan pengobatan bagi pasien TBC.
“Dengan begitu, mereka yang memiliki gejala TB, bisa mendapatkan diagnosis yang tepat serta pengobatan yang sesuai standar sampai sembuh,” tandasnya.