Edisipost.com
Jakarta, 28 Agustus 2025 — Dalam upaya mendorong penurunan biaya logistik nasional dan memperkuat daya saing industri Indonesia di pasar global, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) bersama Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) menggelar forum diskusi bertajuk “Future-Ready Supply Chains: Leveraging Indonesia’s Bonded Facilities for Global Growth”, Kamis (28/8) di kantor APINDO, Jakarta.
Forum ini merupakan inisiatif strategis dunia usaha dalam mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan biaya logistik nasional yang saat ini masih tinggi. Berdasarkan data terkini, total biaya logistik Indonesia mencapai 23,08% dari PDB—angka yang jauh di atas benchmark negara maju di kisaran 8–10%, bahkan lebih tinggi dibandingkan banyak negara Asia Tenggara lainnya.
Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, menyatakan bahwa pemanfaatan Pusat Logistik Berikat (PLB) telah memberikan dampak nyata terhadap efisiensi logistik dan pertumbuhan industri nasional.
“PLB dan Kawasan Berikat tidak hanya berfungsi sebagai gudang penyimpanan, tetapi telah menjadi game changer dalam sistem logistik nasional. Fasilitas ini mampu menekan biaya logistik, mengoptimalkan arus kas, memperkuat kepatuhan, serta menghadirkan fleksibilitas dalam rantai pasok global. Selain itu, PLB juga memberikan insentif kepabeanan dan perpajakan, serta mendorong kegiatan manufaktur ekspor,” ujar Shinta.
Ketua Umum PPLBI, Utami Prasetiawati, juga menekankan bahwa PLB telah terbukti menjadi solusi nyata bagi industri dalam mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi biaya operasional.
“PLB memberikan kepastian dan mengurangi risiko keterlambatan yang sangat krusial, terutama di sektor seperti migas dan otomotif. Dalam industri migas, keterlambatan logistik bisa berdampak hingga jutaan dolar. Sementara dalam industri otomotif, sistem just-in-time memungkinkan perusahaan mengelola produksi secara lebih efisien dan hemat biaya,” jelas Utami.
PLB memungkinkan perusahaan menempatkan komponen impor di fasilitas berikat dan mengeluarkannya sesuai kebutuhan produksi. Hal ini memberikan fleksibilitas tinggi, meminimalkan biaya penyimpanan, dan mendukung manajemen rantai pasok yang lebih tangguh.
Dalam forum ini, APINDO dan PPLBI menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah untuk memperkuat fungsi PLB sebagai infrastruktur logistik strategis yang siap mendukung integrasi Indonesia dalam jaringan perdagangan global.
“PLB adalah jembatan antara efisiensi logistik dan kepatuhan regulasi. Ke depan, PLB bukan hanya solusi saat ini, tetapi juga fondasi untuk mempersiapkan Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi global yang semakin kompetitif,” tegas Utami.
Tentang APINDO
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) merupakan organisasi yang mewakili dunia usaha nasional, berdiri sejak 1952 dengan kepengurusan di tingkat nasional hingga kota/kabupaten. APINDO aktif memperjuangkan kepentingan dunia usaha, tidak hanya dalam hubungan industrial, tetapi juga dalam kebijakan ekonomi, ketenagakerjaan, pengembangan SDM, dan kemitraan strategis nasional maupun internasional.
Melalui unit seperti International Strategic Partnership Center (ISPC) dan APINDO Training Center (ATC), serta partisipasi aktif dalam organisasi global seperti IOE, ACE, dan CAPE, APINDO terus berkontribusi terhadap penguatan ekosistem usaha di Indonesia. Informasi lebih lanjut: www.apindo.or.id
Tentang PPLBI
Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) adalah asosiasi yang mewadahi operator dan pengguna PLB di seluruh Indonesia. Dibentuk pada tahun 2016, PPLBI berperan aktif dalam mendorong efisiensi logistik nasional melalui fasilitasi komunikasi antara pelaku usaha dan pemangku kepentingan, serta adopsi teknologi modern.
Dengan visi menjadikan Indonesia sebagai pusat logistik unggulan di Asia-Pasifik, PPLBI berkomitmen menjadikan PLB sebagai instrumen vital dalam mendukung keberlanjutan industri dan integrasi ekonomi nasional ke pasar global.
