Mentan SYL Serahkan KUR Pertanian untuk Petani Sukoharjo

Edisipost.com  – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian kepada sejumlah petani di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. KUR Pertanian diberikan untuk semakin mengembangkan produktivitas budidaya pertanian di wilayah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Mentan SYL menerangkan, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, KUR tampil sebagai penyelamat sektor pertanian di negeri ini. KUR, kata Mentan SYL, berhasil mendorong pergerakan roda perekonomian dasar masyarakat di tingkat akar rumput. “Saya berharap semua stakeholder bekerja keras agar KUR Pertanian bisa terus diserap oleh petani,” pinta SYL saat menyerahkan bantuan KUR untuk petani di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10/2021).

Mentan melanjutkan, KUR Pertanian merupakan penyangga ekonomi keluarga dan ekonomi dasar di semua daerah, selain mampu membuka lapangan pekerjaan. Dengan sokongan dari KUR, pertanian pada akhirnya menjelma menjadi kekuatan pemerintah untuk keluar dari krisis yang dihadapi saat ini akibat pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  ICMI ORDA DEPOK GELAR RAPAT KERJA

Untuk menggairahkan sektor pertanian, Mentan SYL menyebut APBN tak cukup untuk mendanainya. Maka, diperlukan pendanaan lain di luar APBN agar sektor pertanian semakin bergairah.

“Kita harus bisa membantu petani melalui upaya selain APBN. Yang sudah kita rintis, bahkan satu tahun ini menjadi penyelamat negeri ini adalah KUR,” ajak Mentan SYL.

Senada dengan Mentan SYL, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan, dengan dukungan dari KUR, pertanian menjelma menjadi kekuatan untuk keluar dari krisis yang dihadapi akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, selain dapat membuka lapangan kerja, KUR juga menjadi penyangga ekonomi keluarga dan ekonomi dasar di semua daerah, terutama petani yang merupakan sektor produksi.

BACA JUGA:  Kompak! Forkopimkab Kepulauan Seribu Gelar Senam Bersama

“Ini proses pembelajaran baru di negeri ini, bagaimana menggunakan KUR menjadi energi baru bagi petani kita untuk berproduksi lebih baik. KUR bisa digunakan dari hulu hingga hilir,” tegas Ali. Oleh karenanya, Ali berharap semua pihak turut membantu mendorong agar pemanfaatan KUR Pertanian ini bisa maksimal.

Ali menjelaskan untuk menggairahkan sektor pertanian tidak cukup didanai Anggaran Pengdapatan dan belanja Negara (APBN). Oleh sebab itu, diperlukan pendanaan lain di luar APBN. “KUR adalah kebijakan pemerintah. KUR itu dana bank dengan bunga yang disubsidi pemerintah. Gunakan KUR karena dia adalah fasilitas negara,” kata tutur Ali.

KUR Pertanian, lanjut Ali, terbukti membantu petani dari hulu sampai hilir. Menurutnya, perguliran KUR Pertanian di seluruh daerah harus terus didorong.

“Hal tersebut sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, kesejahteraan, dan perekonomian masyarakat, khususnya di masa pandemi Covid-19,” katanya.

BACA JUGA:  Berangkat ke Pulau Seribu 139 Warga Dicek Sertifikat Vaksin

Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan, Indah Megahwati menuturkan, implementasi KUR Pertanian di lapangan diubah polanya dibanding tahun lalu.

“Saat ini kami mengedepankan pola cluster. Tahun lalu itu dari plafon Rp50 triliun, realisasinya melebihi target Rp55 triliun. Tahun ini kami rasa juga demikian,” papar dia.

Sistem cluster tersebut dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang tengah menjadi program nasional.

“Misalnya ada cluster padi sebagai program swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional. Lalu, ada juga ada cluster jagung agar bisa menjadi produksi unggulan. Mengapa jagung, karena ini murah dan hasilnya besar. Lalu ada cluster sawit, cluster kopi, cluster jeruk, cluster hortikultura, cluster tebu dan yang tengah menjadi unggulan adalah cluster porang dan cluster sarang burung walet,” terang Indah.(*)

Pos terkait