Pemkot Semarang Tambah Dua Sport Center

Edisipost.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus melakukan pembangunan fasilitas olahraga baik skala kota maupun permukiman di Kota Semarang. Pemkot Semarang melalui Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang tahun ini kembali merealisasikan pembangunan dua sport centre dan sarana olah raga lain di dua lokasi yakni di Kalicari Kecamatan Pedurungan dan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik.

Pembangunan dua sport centre itu dilakukan di anggaran perubahan tahun 2022 ini, dan masing masing sport center menghabiskan anggaran sebesar 200 juta.

Kepala Distaru Kota Semarang, Irwansyah mengatakan penambahan dua sport center dianggarkan pada anggaran perubahan. Fasilitas olahraga yang dibangun beragam jenisnya, mulai dari lapangan futsal, lapangan voli, hingga lapangan basket.

BACA JUGA:  Icuk Sugiarto berkomitmen dalam memajukan prestasi olahraga nasional

” Ada dua pembangunan. Di Kalicari dan di Pudakpayung. Masing-masing 200 juta,” jelas Irwansyah.

Irwansyah menjelaskan setelah proses pembangunan sport center yang dilakukan oleh Distaru selesai, nantinya akan diserahkan ke Kecamatan untuk proses pengelolaan. Namun untuk proses serah terima memang ada mekanisme, yakni membuat berita acara dari Distaru ke Sekda Kota Semarang.

” Kami Distaru sebenarnya tugasnya membangun. Setelah selesai dibangun kita serahkan ke OPD yang akan mengelola. Kalau Kecamatan ya kita serahkan ke Kecamatan. Kalau bangun pasar ya ke Dinas Perdagangan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Siapa Yang Akan Mengisi Tiga Slot Pemain Senior Diskuad Timnas U23 Ke Sea Game Pada Mei 2022?

Sebelumnya, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin meminta sport center yang sudah dibangun bisa dikelola dengan baik. Caranya, lapangan olahraga bisa diserahkan ke kecamatan sehingga kecamatan bisa melakukan perawatan secara maksimal. Kemudian, kecamatan bisa menyerahkan ke persatuan cabang olahraga (cabor) sehingga dapat difungsikan secara maksimal.

“Kalau sudah diserahkan semua ke kecamatan. Kami berencana untuk mengumpulkan para camat agar bisa menyerahkan ke cabor. Sehingga, lapangan bisa terawat baik. Selama ini ada lapangan yang tidak terawat. Terkadang masyarakat tidak merasa lapangan diserahkan,” jelas Iswar.

BACA JUGA:  Petenis putri Indonesia Aldila Sutjiadi melanjutkan kiprahnya di turnamen Amerika Serikat

Dengan diserahkan ke cabor, lapangan sebagai sarana hiburan masyarakat juga bisa menjadi sarana untuk pembibitan atlet di tingkat kelurahan atau kecamatan.

“Kalau ada anak-anak berbakat, Kota Semarang akan lebih cepat mendapatkan bibit-bibit unggul yang profesional,” katanya.

Jika hal itu sudah bisa berjalan, menurut Iswar, tidak menutup kemungkinan pemerintah juga bisa menyelenggarakan kompetisi mulai dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota. Sehingga, fasilitas olahraga di setiap wilayah ini bisa menjadi wadah untuk meraih prestasi sekaligus sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Pos terkait