PEREMPUAN PEBISNIS DI ERA DIGITAL

Universitas Kristen Indonesia melalui Pusat Studi Gender melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Perempuan Pebisnis di Era Digital” bekerja sama dengan DPP Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Dan Menengah Indonesia (Hipmikindo) pada Selasa, 30 April 2024 di Gedung LPPM Kampus UKI Cawang.

Dr Syahnan Phalipi,
M.M., M.B.A, dalam sambutannya bahwa HIPMIKINDO akan mengadakan MOU dgn UKI Semoga kerjasama ini berjalan lancar berkelanjutan ujarnya.

Sekaligus sebagai pembicara Syahnan Phalipi membawakan materi Kompetensi perempuan pengusaha dan selanjutnya, Prof. Dr. Chontina Siahaan, M.Si (Profesor Ilmu Komunikasi, Fisipol UKI), Dr. Audra Jovani, MPS (Ketua Pusat Studi Gender UKI), Dr. Syahnan Phalipi, MM, MBA (Ketua Umum Founder DPP Hipmikindo, Direktur Entrepreneur Center IBM ASMI), sebagai penggagas FGD tersebut, dilanjutkan Dr. Helen Diana Vida, M.I.Kom (Peneliti Pusat Studi Gender UKI), Evi Deliviana, M.Psi, Psikolog (Sekretaris Pusat Studi Gender UKI) dan Anny Murniyati, SE (Sekretaris MKGR Golkar).

BACA JUGA:  Kepala KUA Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Hadiri Pelaksanaan Ikrar Wakaf di Masjid Ummahatul Mu'minin

Kegiatan dibuka oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UKI, Prof. Dr. Hotmaulina Sihotang, M.Pd dan dimoderatori oleh Kabid Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UKI, Elferida Sormin, M.Pd. Beberapa poin penting dari FGD ini adalah:

Pertama, Chontina Siahaan, Profesor Ilmu Komunikasi UKI mengatakan bahwa perempuan pebisnis terutama ibu rumah tangga membutuhkan kreativitas dan inovasi terhadap produknya yang dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan keluarga dalam menopang ketahanan ekonomi. Selain itu dibutuhkan edukasi dan pencerahan yang dilakukan oleh perguruan tinggi bersama pemerintah, dunia usaha serta dunia usaha melalui workshop, seminar, pendampingan terhadap perempuan pebisnis.

Kedua, Syahnan Phalipi, Ketua Umum Founder DPP Hipmikindo, Direktur Entrepreneur Center IBM ASMI mengatakan untuk meningkatkan kewirausahaan diperlukan komitmen antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk program kewirausahaan yang diinisiasi oleh kampus, menjadi salah satu kunci keberhasilan penciptaan lapangan kerja. Untuk perempuan pebisnis diperlukan inovasi dan kreativitas yang sepenuhnya harus didukung oleh pemerintah dan lembaga masyarakat.

BACA JUGA:  Akademisi Sebut UU Ciptaker Berpihak Pada UMKM dan Bangun Optimisme Baru

Ketiga, Audra Jovani, Ketua Pusat Studi Gender dan juga Dosen Ilmu Politik UKI mengatakan bahwa perempuan politisi juga memiliki kontribusi yang besar dalam mendorong peningkatan ekonomi perempuan melalui UMKM, terutama pemberdayaan perempuan di akar rumput yang merupakan konstituennya.

Keempat, Helen Diana Vida, Peneliti Pusat Studi Gender dan Dosen Ilmu Komunikasi UKI, mengatakan selain perempuan pebisnis, pemuda/mahasiswa pebisnis juga harus didorong dan ditingkatkan karena mereka memiliki potensi yang besar sebagai pelaku UMKM dan ini harus didampingi oleh perguruan tinggi dan perhatian dari pemerintah dalam bentuk hibah dan pendampingan.

BACA JUGA:  Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) akan Menggelar Musyawarah Nasional di Jakarta

Kelima, Evi Deliviana, Psikolog, Sekretaris Pusat Studi Gender dan Dosen Bimbingan Konseling UKI mengatakan tantangan yang dihadapi perempuan pebisnis atau pelaku UMKM ini tidaklah mudah mulai dari beban ganda, fokusnya pada ranah domestik atau rumah tangga sampai dengan peluang bisnis yang dilakukan. Namun demikian, perempuan memiliki resiliensi yang kuat dalam menghadapi tantangan ini, di mana perempuan dapat bertahan dan menjalankan perannya.

FGD diakhiri dengan berbagi pengalaman baik oleh Anny Murniati, Sekretaris MKGR Golkar dan Fordinal, DPP Hipmikindo dalam mendampingi perempuan pebisnis pelaku UMKM mulai dari perencanaan sampai dengan penjualan produk unggulan.

Pos terkait