Sampaikan Ceramah pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Ikhlas Cempaka Baru, Ustdz Hamiduddin Tekankan Pentingnya Meneladani Akhlaq Nabi

Edisipost. Com – Masjid Al Ikhlas Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu 30 Oktober 2021 menggelar acara Maulid Nabi Muhammad Saw. Tema yang diangkat adalah Meneladani Akhlaq Nabi untuk kebahagiaan dunia akhirat.

Penceramah pada acara Maulid Ustdz  Hamiduddin, M.Pd. Dan pembacaan Barjaji dan marhaba oleh Tim Hadroh Remaja Masjid al-Ikhlas ( IRMASH )

Dalam sambutannya Ketua Masjid Al Ikhlas H.Rustam Efendi menyampaikan, Alhamdulillah sejak pandemic covid ini, Masjid Al-Ikhlas kembali ada kegiatan kumpul bersama jamaah dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad Saw.

“Semoga kegiatan ini dapat menambah keimanan serta mengamalkan taushiyah yang di sampaikan oleh penceramah. Jamaah tetap menjaga protocol kesehatan,” ujar H. Rustam.

Turut hadir dan menyampaikan sambutan Ketua RW.08 Cempaka Baru H.Naám Sulthoni,

“Bersyukur dapat menghadiri kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang diselenggaraman oleh DKM Masjid al-Ikhlas,” jelas H. Naam.

BACA JUGA:  Polres Kep Seribu Gelar Pengawasan ProKes 420 Penumpang Kapal ke Pulau di Pelabuhan Kaliadem

Lebih lanjut H. Naam, mengatakan, senang melihat Jamaah tertib dan taat aturan menjaga protocol kesehatan.

DKM Masjid al-Ikhlas
Bersama pa RW

Diingatkan juga oleh H. Naam,  agar jangan lupa melakuna vaksinasi tanggal 4 November 2021. Baik yang pertama maupun yang ke dua.

Ustd Hamiduddin, M.Pd ketika menyampaikan hikmah Maulid memberikan pesan-pesan agar jemaah,

1. Melaksanakan Protokol kesehatan ini juga hasil ijtihad para ulama yang belajarnya puluhan tahun. Maka yakinlah melakukan ini juga dalam rangka mengamalkan syariat.

2. Meneladani Akhlaq Nabi untuk kebahagiaan dunia akhirat adalah tema yang sangat tepat.

3. Dalam suasana masih pandemic ini tetap makmurkan masjid, pengajian di hidupkan kembali, sholat berjamaah jangan tertinggal, berbagi dan peduli dengan warga sekitar.

4. Keteladanan Rasulullah Saw sangatlah manusiawi. Mudah dan bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari.

5. Rasulullah Saw sangat mencintai ummat, terbukti pada saat detik-detik Rasullah Saw menghembuskan nafasnya yang terakhir. Beliau tidak menyebut anak ku, istriku. Tapi yang belau sebut adalah Ummati.. ummati… ummati.

BACA JUGA:  Kapolsek Kepulauan Seribu Selatan dan Bhayangkari Sambangi Warga Tua dan Sakit di Pulau Untung Jawa
Ustdz Hamiduddin.M.Pd Ketika Menyampaikan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Ikhlas Cempaka Baru

6. Rasulullah Saw tidak pernah benci dan dan dendam kepada siapapun, bahkan kepada seorang yahudi yang sering meludahinya, Nabi tetap tersenyum bahkan dikala yahudi itu sakit. Nabi Muhammadlah yang pertama kali menengok dan mendoakan untuk kesembuhan orang yahudi tersebut

7. Meneladani kebiasaan sholat berjamaah dapat di contoh oleh sahabat Rasul yang namanya tidak begitu viral dalam kalangan sejarah. Tapi akhir hayat nya husnul khotimah mendapatkan doa dan pujian Nabi Muhammad Saw. Adalah sa’ban jarak rumah ke masjid nabawi ditempuh satu jam perjalanan kaki, sejak mengucapkan dua kalimah syahadat, sya’ban tidak pernah ketinggalan sholat shubuh berjamaah.

Pada suatu hari di waktu shubuh itu sa’ban tidak kelihatan sehingga Rasulullah bertanya, wahai sahabtku dimanakah sa’ban. Sahabat pun tidak ada yang tahu. Usai sholat Nabi Muhamaad Saw bersama para sahabat bersilaturrahmi kerumah sa’ban.

BACA JUGA:  Tiba di Pulau Pramuka Kep Seribu Utara, 107 Wisatawan Diwajibkan Taat ProKes dan Scan PeduliLindungi

Ternyata yang didapatkan sa’ban meninggal sebelum waktu subuh tadi malam. Yang unik dari kisah ini bukan kematian sa’ban nya. Detik detik sa’ban menghembuskan nafas yang terkahir, sa’ban teriak, aduh kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua.

Demikian ungkap istrinya. Maka Rasulullah Saw berkata, sesungguhnya pada saat sakarotul maut, Allah tampakan kehidupan berikutnya.

Demikainlah Allah memperlihatkan syurga yang indah karna sa’ban telah berjalan jauh untuk sholat berjamaah di masjid, andakan lebih jauh lagi maka syurga akan lebih indah lagi maka sa’ban teriak aduh kenapa tidak lebih jauh lagi.

 

Pos terkait