Edisipost.com
SURABAYA, 31 Juli 2025 — Dua terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, yakni TPK Nilam dan TPK Berlian, yang dikelola oleh PT Terminal Teluk Lamong (TLL), siap mengimplementasikan sistem digital terbaru Terminal Booking System (TBS) guna meningkatkan efisiensi layanan logistik di kawasan pelabuhan.
Sebagai langkah awal, pada Rabu, 30 Juli 2025, dilakukan sosialisasi TBS kepada para pemangku kepentingan, operator terminal, dan para pengguna jasa. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian implementasi TBS yang telah lebih dulu diberlakukan di TPK Teluk Lamong sejak 11 Juni 2025.
Terminal Booking System (TBS) adalah sistem digital yang memungkinkan para pengguna jasa menjadwalkan kedatangan truk ke terminal sesuai waktu tertentu atau “time slot” berdasarkan kapasitas layanan yang tersedia. Saat ini, disediakan enam time slot dengan masing-masing berdurasi empat jam. Dengan sistem ini, proses bongkar muat diharapkan menjadi lebih tertata, mengurangi antrean, serta menghindari penumpukan kendaraan di area pelabuhan.
“Penerapan TBS merupakan langkah strategis untuk mewujudkan sistem pelayanan yang lebih tertata, efisien, dan berorientasi pada keselamatan serta kenyamanan semua pihak,” ujar Agustinus Maun, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak dalam sambutannya.
Ia juga menegaskan bahwa TBS bukan sekadar sistem teknologi, tetapi bentuk nyata dari komitmen pelabuhan untuk mengantisipasi kemacetan dan meningkatkan produktivitas.
“Penerapan TBS ini adalah bagian dari digitalisasi logistik nasional yang bertujuan membangun ekosistem logistik terintegrasi berbasis teknologi informasi guna meningkatkan daya saing nasional,” tambah Agustinus.
Senada dengan itu, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menyatakan bahwa transformasi digital melalui penerapan TBS adalah komitmen perusahaan dalam meningkatkan kualitas layanan terminal.
“Dengan Terminal Booking System ini, kedatangan truk menjadi lebih teratur, waktu tunggu kendaraan dapat ditekan, dan kemacetan di sekitar terminal bisa diminimalisasi,” tutup David.
Dengan penerapan sistem ini, diharapkan seluruh ekosistem pelabuhan, baik operator maupun pengguna jasa, dapat beradaptasi dan berkolaborasi untuk menciptakan layanan pelabuhan yang modern, efisien, dan berkelanjutan.
