Edisipost.com
Jakarta – Dari lorong-lorong sempit Rusunawa Marunda, karya batik tangan ibu-ibu rumah tangga melangkah ke panggung gemerlap Fashion Nation XIX Edition di Senayan City, Selasa (23/9/2025). Membawa tema “Setaman Jakarta”, Batik Marunda mengangkat flora dan fauna khas Ibu Kota ke dalam sehelai kain batik tulis.
“Kita ingin mengingatkan bahwa di balik gedung-gedung tinggi Jakarta, masih ada paru-paru kota yang harus dijaga. Dari melati gambir, elang bondol, lebah, hingga capung, semuanya kami tuangkan dalam motif batik,” ujar Irma G. Sinurat, pembina Batik Marunda.
Batik Marunda tidak tampil sendiri. Kali ini mereka berkolaborasi dengan dua label, yakni Naira Indonesia yang dikenal lewat karya tenun, serta desainer Rita Rose. Hasilnya, lahir delapan koleksi busana perempuan dan dua busana pria dari kolaborasi dengan Naira, serta delapan koleksi dari Rita Rose, ditambah 12 tampilan (looks) Batik Marunda bertema Setaman Jakarta.
“Selama ini kami memang banyak bermain dengan tenun. Kali ini kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Batik Marunda, karena batik mereka punya identitas khas Jakarta yang jarang diangkat,” kata perwakilan Naira Indonesia.
Busana yang ditampilkan pun beragam: setelan rok, tank top, vest, hingga celana panjang dengan sentuhan kasual. Menurut Irma, desain itu dipilih agar batik bisa lebih dekat dengan generasi muda. “Kami ingin anak muda tahu bahwa batik tidak selalu kaku dan penuh pakem. Batik bisa dipakai santai, bisa dipakai di berbagai acara,” ujarnya.
Lebih dari sekadar mode, Batik Marunda adalah gerakan sosial. Sejak 2015, ada 20 perempuan dan satu koordinator di Rusunawa Marunda yang terlibat aktif. Mereka tetap bisa mendampingi anak-anak di rumah, sambil menambah penghasilan keluarga. “Dari rumah, mereka bisa berdaya. Jadi batik ini bukan hanya karya seni, tapi juga sumber ekonomi,” kata Irma.
Ke depan, Batik Marunda menargetkan kolaborasi lebih luas. Pada 2 Oktober mendatang, mereka akan tampil di acara penggalangan dana Yayasan MIK di Hotel Grand Hyatt bersama 12 desainer ternama Indonesia. “Harapan saya sederhana: orang Jakarta tidak perlu jauh-jauh ke Jawa untuk mencari batik. Di Jakarta ada batik tulis buatan warga Jakarta sendiri,” tutur Irma.